TAHUN BARU DI MAKAM GUS DUR

Khidmad: membaca tahlil di depan makam Gus Dur
Bangunrejo, 2011 – Alda mengkayuh sepedanya dengan semangat. Gadis 12 tahun itu menerabas dinginnya pagi menuju kawasan Tebuireng dimana KH. Abdurrahman Wahid dimakamkan. Alda tidak sendiri, di belakangnya, ada Makhis dan Habib yang tak kalah gesit menggenjot pedal, agar sepeda menggelinding cepat. Pagi itu, Minggu (27/11), Alda, Makhis, Habib dan 15 Anak-Anak Abukus lainnya bersama-sama berziarah ke Makam Gus Dur. Ziarah tersebut tiada lain untuk memperingati pergantian tahun hijriyah, 1 Muharram 1433 H.
Sesampainya di depan gerbang komplek makam Gus Dur, masih cukup sepi, kecuali para santri Tebuireng yang bersiap-siap jalan sehat bersama. Persiapan jalan sehat dilakukan di halaman Ponpes Tebuireng yang merupakan salah satu pintu masuk menuju makam. Karenanya, Anak-anak Abukus harus menunggu sampai, rombongan santri itu keluar jalan sehat.
Ceria: berfoto bersama di halaman masjid Ulul Albab Tebuireng
Penantian selama setengah jam itu, dimanfaatkan untuk sarapan nasi pecel “sebungkus berdua”. Usai sarapan, rombongan ziarah anak-anak Abukus memulai pembacaan tahlil di depan makam. Selain KH. Abdurrahman Wahid, ada dua tokoh lainnya yang juga dimakamkan di komplek tersebut. yaitu, KH. Hasyim Asy’ari (kakek Gus Dur) dan KH. A. Wahid Hasyim (Ayah Gus Dur). Ketiganya adalah pahlawan nasional dan tokoh besar Nahdlotul Ulama.
Selepas membaca tahlil dan doa bersama, rombongan Abukus refreshing di halaman Masjid Ulul Albab yang terletak tidak jauh dari komplek makam.