Kreasi Anak-Anak Dusun Bangunrejo Manfaatkan Kotak Rokok Bekas

JADI ALAT PERMAINAN, DIJUAL UNTUK TAMBAH UANG JAJAN

Sejak liburan Desember yang lalu, anak-anak Dusun Bangunrejo Desa Gondek gemar bermain “Sodok adah rokok”. Permainan lawas ini kembali digemari di kalangan anak-anak. Tidak hanya anak laki-laki, peserta “Sodok adah rokok” ini juga diikuti oleh anak perempuan. Diantara mereka ada Alda dan Lili.

Asyik: Anak-anak Dusun Bangunrejo sedang bermain Sodok Adah Rokok
Di sebuah lahan kosong tepat di sebelah timur Griya Baca Abukus, lima orang anak itu riuh-ramai. Mereka tidak sedang berebut makanan atau bertengkar. Namun, mereka sedang asyik bermain Sodok Adah Rokok. Diantaranya, Alda, Lili, Azam, Gilang, Alan dan beberapa anak-anak lain yang ikut menyaksikan.
Permainan “Sodok adah rokok” bukanlah permainan baru. Permainan lawas ini dulu sudah pernah populer di kalangan anak-anak Bangunrejo dan di wilayah desa lain. Anak-anak dusun Bangunrejo menamakan permainan ini “Sodok adah rokok”. Sodok berarti menyodok; Adah berarti tempat atau kotak. Jadi permainan “Sodok adah rokok” adalah permainan menyodok kotak rokok yang sudah dibentuk sampai keluar dari dalam lingkaran.
contoh "adah rokok"
Permainan ini tidaklah susah. Prinsipnya adalah seberapa banyak peserta bisa menyodok adah rokok sampai melewati batas lingkaran. Untuk mengikuti permainan ini, masing-masing peserta harus memiliki modal yaitu berupa adah rokok yang sudah dibentuk berupa lipatan 3 x 4 cm (contohnya bisa dilihat di gambar). Banyaknya modal tergantung pada kesepakatan peserta permainan, bisa jadi dua atau tiga adah rokok. Semua modal dimasukkan ke dalam lingkaran. Untuk selanjutnya, secara bergilir peserta menggunakan Ginco (alat dari pecahan genting atau keramik) untuk menyodok adah rokok keluar lingkaran. Siapa yang berhasil menyodok paling banyak maka dia yang akan menjadi pemenang dan memiliki adah rokok tersebut.

Latih kejelian
Permainan ini terbilang sederhana, namun jika pertama kali melakukannya tentu akan mengalami kesulitan. Agar berhasil menyodok adah rokok, peserta harus memiliki kejelian dan keakuratan dalam menyodokkan Ginconya. Selain itu, arah dan seberapa besar dorongan untuk menyodok harus diperkirakan sehingga bisa tepat sasaran dan adah rokok keluar dari lingkaran.
Selain itu, setiap peserta harus menjunjung sportivitas agar permainan bisa berjalan secara adil dan sesuai dengan aturan kesepakatan. “Kalau dulu pas aku masih seumuran mereka, aturan permainan ini sangat ketat. Ketika menyodok adah rokok dan adah rokok belum sepenuhnya keluar lingkaran namun berhenti di garis lingkaran, itu sama artinya adah rokok tidak berhasil disodok. Tapi, peserta permainan anak-anak ini lebih fleksible dan sepakat hal itu tidak jadi masalah,” ungkap Fitrus Saibani salah satu pegiat Abukus ketika ikut menyaksikan permainan “Sodok adah rokok” ini.
Dalam setiap permainan tentunya bisa menjadi media untuk mengasah kecerdasan, termasuk permainan “Sodok adah rokok”. Permainan itu secara tidak langsung merangsang dan melatih kejelian dan keakuratan anak-anak yang menjadi peserta permainan tersebut.

Menambah Uang Jajan
Diantara anak-anak Dusun Bangunrejo, ada yang memanfaatkan momen permainan “Sodok adah rokok” sebagai ladang mencari uang. Mereka adalah Akmal dan Gilang.  Dua bocah 12 tahun itu menjual adah rokok (yang sudah dibentuk lipatan) kepada teman-temannya yang biasanya bermain “Sodok adah rokok”. Harganya 1000 untuk 10 adah rokok tersebut.
“Yang beli biasany Zulfa. Dia ndak bisa nyari adah rokok, makane beli ke kita,” ungkap Gilang.
Sejak saat itu, Gilang dan Akmal menyisiri beberapa tempat untuk mendapatkan kotak rokok yang sudah di buang untuk selanjutnya di bentuk lipatan adah rokok lalu dijual. “Lumayan, hasilnya dibagi dua. Buat jajan,” aku Akmal.
Gilang mengatakan, ide untuk menjual adah rokok tersebut ke teman-temannya bermula ketika Akmal mengatakan di di desa lain adah rokok itu diperjualbelikan. Karena itu, mereka menawarkan kepada teman-temannya yang ingin membeli adah rokok. Namun, tidak semua teman-temannya yang gemar bermain “Sodok adah rokok” membeli darinya, namun mereka mencari sendiri. Meski begitu, Gilang dan Akmal mengaku senang dan puas bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah dari berburu kotak rokok untuk menambah uang jajan.

Gilang dan Kreasi Asbaknya
Kreasi Asbak
Kotak rokok tidak hanya digunakan sebagai modal bermain “Sodok adah rokok” . Kotak rokok juga bisa dimanfaatkan sebagai asbak. Adalah Gilang yang berinisiatif untuk menyusun kotak-kotak rokok yang terbuang itu menjadi asbak. Barangkali asbak dari kotak rokok ini memang bukan kreasi orisinal dari seorang Gilang. Namun, Gilang telah mewujudkan ide tersebut menjadi asbak yang bisa dimanfaatkan oleh para perokok.
Kreasi Asbak dari Kotak Rokok
Nggawe dhewe, yo tak susun, bentuk’e segilima, trus tak sambung pakai lem,” papar Gilang ketika menunjukkan Asbak kreasinya itu.
Gilang mengaku membuat asbak itu secara mandiri. Bahannya cukup sederhana: lima buah kotak rokok, kertas karton atau kayu triplek berbentuk segi lima sebagai dasar, dan lem. Cara pembuatannya juga tidaklah rumit. Cukup mengkaitkan rokok berbentuk segilima lalu merekatkannya dengan lem (hasilnya lihat gambar). Asbak dari kotak rokok ini sekarang sudah dimanfaatkan oleh kakak-kakak yang mampir ke Griya Baca Abukus. Jadilah, Asbak dari kotak rokok karya Gilang. (Abukus)

Post a Comment

0 Comments