ZIARAH KE MAKAM GUS DUR: AREA UNTUK PEZIARAH DIPERLUAS

Khusuk membaca Tahlil di Makam Gus Dur
Rombangan Griya Baca Anak Bumi­_Kita Untuk Semua (Abukus) kembali berziarah ke makam KH. Abdurrahman Wahid atau yang lebih karib disapa Gus Dur, Jum’at (9/3). Ini merupakan kali kedua rombongan Griya Baca Abukus berziarah ke makam Guru Bangsa itu.
Seperti sebelumnya, untuk sampai ke makam Gus Dur, rombongan Abukus mengkayuh sepeda bersama. Ada yang berboncengan atau mengkayuh sendiri. “Lumayan, bisa sambil olahraga,” ungkap Habib, anggota rombongan. Rombongan sampai di makam Gus Dur pada pukul 05.30. Dan, pembacaan Tahlil dipimpin langsung oleh Kak Fithrus Saibani.
Meski rombongan Abukus sampai di komplek makam cukup pagi, namun sudah banyak peziarah yang berdatangan. Bahkan ada lebih dari 50 siswa-siswi sekolah yang juga berziarah pagi itu. Selain itu, peziarah dari sekitar kawasan Tebuireng juga banyak yang datang untuk membaca Tahlil dan Yasin.
Meski begitu, tempat untuk berziarah cukup luas dan nyaman untuk para peziarah. Sebab, berbeda dengan tahun lalu, pendopo atau area untuk peziarah telah direnovasi dan diperluas.
Saat ini, komplek makam Gus Dur memang dalam proses renovasi. Ini tiada lain karena Makam Gus Dur tidak sepi peziarah setiap harinya. Ratusan bahkan ribuan Rombongan peziarah berdatangan dari berbagai kota. Karena itu pembangunan dan renovasi dilakukan.

Pada 21 Agustus 2011 lalu telah dilakukan peletakan batu pertama Renovasi Komplek Makam Presiden Republik Indonesia yang ke-4 itu, di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, oleh Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan (Menko Kesra) Agung Laksono. Peletakan yang juga dihadiri putri Gus Dur, Yenny Wahid itu menandai bahwa komplek makam KH. Abdurrahman Wahid sudah mulai direnovasi.
Dalam kesempatan tersebut, mengutip Liputan 6.com (21/08/2011 15:52), pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng KH. Salahuddin Wahid mengatakan, bahwa pembangunan dan renovasi tidak dilakukan pada makam Gus Dur. Sehingga tidak akan ada perubahan sedikit pun pada makam kakaknya tersebut. Makam itu tetap beratap langit atau tanpa atap yang dibuat secara khusus. "Renovasi itu untuk fasilitas pendukung, bukan komplek makam di mana Gus Dur dikebumikan," katanya. end