Sempu Oh Sempu (2) - Padhang Mbulan at Sempu Island

Byyyuuuhhh sendangnya kereennnn cuuyyyy, warnanya juga biru. Hehehehehhe bukannya namanya juga Sendang Biru. Kalau hitam ya Sendang Hitam.
Pukul 16.55 aye ye ye...Sendang Biru akhirnya tereksekusi dengan satu jurus saja. Alias hanya dengan menyebrang di atas perahu dan tanpa halangan, rintangan yang membentang dan tak jadi masalah pikiran ataupun beban. Alhamdulillah Ya Rabb, kau izinkan kami mengaggumi keagungan alam ciptaanMU ini. Dan ternyata bukan hanya abukures saja yang punya agenda menaklukkan pulau ini. Para wisatawan baik lokal bahkan mancanegara pun telah mengeksekusi habis pulau Sempu ini. Dan diantara kamipun saling berkenalan sembari bertukar informasi tentang track yang harus kami tempuh. Dan intinya kami harus melewati jalan setapak hingga akhirnya sampai ke tujuan utama kami. Segara Anakan.
Pukul 17.00 tepat kami mulai mengeksekusi pulau sempu, dan kebetulan ini adalah pertama kalinnya kami menginjakkan kaki di sini, jadi masing-masing dari kami tidak boleh berpencar dalam track lain dan saling menjaga diri sendiri maupun yang lain. Ternyata medan yang harus kami eksekusi tidaklah terlalu sulit. Namun harus tetep waspada dengan shohibul pulau yang menghuni pulau ini ( lutung, kera dsb). Suasana di dalam pulau tidak begitu menakutkan seperti yang saya bayangkan (pulau tidak berpenghuni). Meskipun begitu masih ada pohon-pohon yang ditebang oleh tangan-tangan tak bertanggung jawab.
Tugas sang matahari sudah selesai dan giliran sang bulan yang harus begadang menemani ribuan bintang. Kami pun siap siaga lampu penerang yang sudah kami bawa dari rumah untuk membantu mengeksekusi habis pulau sempu.
Setelah sekitar satu jam perjalanan bunyi gemericik air telah kami dengar. Itu tandanya sedikit lagi kita akan sampai. Yyuuuuppppp, sepertinya istirahat sebentar sekedar meneguk setetes air minum menjadi menu utama kita. “ gak pegel blas remek ” celoteh Mas Diki. Hadduuuuhhh, pengalaman yang seru. Di dalam hutan yang tidak berpenghuni malam pula. Tak pernah aku membayangkan ataupun merencanakannya.
Setelah beristirahat sekitar 10 menit kami melanjutkan perjalanan. Dan kami pun semakin dekat dengan bunyi gemericik air itu, itu artinya semakin dekat dengan tempat tujuan. Dan medan yang harus di tempuhun semakin sulit. Kalau tidak hati-hati bisa jadi kaki kami berdarah karena tertusuk karang yang tajam. Dan bisa saja tergelincir, karena medan terakhir yang harus kami tempuh adalah lereng yang dibawahnya adalah Segara Anakan.
Pukul 19.00 kami akhirnya tiba di Segara Anakan. Pulau Sempu tereksekusi habis dan mulus. Dan ternyata tidak hanya kami yang akan nge-camp. Banyak juga teman-teman dari entah berantah lainnya.
Tanpa banyak kegiatan yang harus dilakukan, semua kaum adam bergotong-royong membangun tenda, dan kaum hawa memasak mie dan membuat kopi untuk mengganti tenaga kami yang terkuras di perjalanan.
Pukul 20.00 setelah makan malam kami menunaikan panggilan Ilahi rabbi, mengganti sholat maghrib dan meneruskan sholat isya berjama’ah. Lalu istirahat melepas penat di tepi segara anakan. Byyyuuuuhhh semua rasa capek, lapar, ngantuk rasanya hilang karena tersihir oleh keindahan dan keasrian segara anakan. Dan hadiah kedua dari Rabb adalah FULL MOON meeennn.
Pukul 22.30 puas menikmati suguhan alam ciptaanNYA. Kaum hawa on the way ke dalam tenda untuk menyebrang ke pulau impian. Dan kaum adam bermain kartu poker.
Pukul 05.00 kita sampai di pelabuhan akhir. Ehhhhmmmm uadem ee aktivitas pertama sesampai di alam nyata adalah sholat shubuh berjama’ah. Dinginnya air segara anakan sepertinya sebagai penyadar 100 % rasa kantuk yang masih sedikit tersisa
Pukul 06.30 kami memulai aktivitas masing-masing. Kaum hawa menyiapkan sarapan pagi dan kaum adam sih pamitnya cari air tawar. Eeiiittss ternyata eksis bareng. Huhhh awas ya. Sekitar 30 menitan kami baru tahu kalau mereka ternyata nggak cari air. Malah foto-foto.byyuuuhh dasar.
Nggak mau ketinggalan dong, ayyyoookkkk fotoooo...
Puas ngambil foto gaya sana gaya sini kami semua bermain air sekaligus memfreshkan tubuh dari keringat yang membandel (iklan sabun cuci kali). Tapi sepertinya tubuhku nggak bisa diajak kompromi ini. Jadi bagian ngambil scene gambar saja deh.
Matahari enggan muncul di ufuk timur. Berrrrrrrrr duingin banget.
Sepertinya akan turun rakhmat Allah dari langit, aye ye ye.  “ Yesssssss !!!! prasmanan banyu udan reggggg” celoteh mas Petrus.
Dan selang beberapa menit ternyata benar, hujan turun mengguyur daratan sempu, kami mengamankan barang-barang masing-masing. Sementara lainnya mengumpulkan air hujan untuk memasak dan air minum ccuuyy,,nggak pernah kebayangkan minum air hujan??.
Sekitar 40 menit hujan menerjunkan dirinya ke daratan sempu. Wahhh sepertinya Mas Petrus dan kawan kawan adam lainnya lagi panen air hujan. 6 botol aqua terisi penuh. Hehehehehehhe
Waahhhh, kita nggak jadi pulang hari ini. Ternyata air hujan yang biasanya di jombang dibiarkan mengalir bebas, maka hari ini air hujan menjadi rezeki dari Allah yang turun dari langit. Alhamdulillahirabbil’alamin.
Setelah ujan reda semua teman-teman sibuk dengan aktivitas masing-masing. Cuci-cuci,jemur-jemur,masak-masak,potong-potong. Wabil khusus kaum hawa sibuk mempersiapkan sarapan pagi.
Sarapan pagi telah tereksekusi habis. Ini semua pada kelaperan apa masakannya yang enak ya. Byuuuuhhh resik tenan sarapan e. Alhamdulillahilladzi ‘atamaana wasaaqoona waja’alana minal muslimiin.
Mandi sudah, bersih diri sudah, cuci + jemur baju sudah, sarapan pagi tereksekusi habis. Ayoo di cuci piringe se. Waahhhhh, malah main kabur sendiri adam-adam ini,huufftttt. Dasar, yawest sana-sana buruan mancing. Biar kaum hawa yang bersih-bersih, yang penting dapet ikan yang banyak ya. Hehehehehhe
Semua beres. Nggak mau ketinggalan dong kaum hawa masak pekerjaannya beres-beres mulu, pembantu pindahan buk. Aku, mbak Lala dan Mbak Dani juga ingin senang-senang. Kami menggelar tikar diantara semak-semak, menikmati udara di sekitar segara Anakan yang ehhhhmmmm, masih asri sist. Banyak sekompi kera dan lutung berbondong-bondong mencari makan.
Eiitttsss nggak terasa ternyata kami tertidur pulas. Pak bobot dan kawan-kawan pulang nggak bawa apa-apa ternyata, hanya kerang-kerang kecil. Mungkin tadi waktu mandi nggak pakai sabun ya, makannya ikan-ikannya ogah nyantol di kail.
Yuuuhuuuu, waktu telah memasuki Dzuhur, panggilan Sang Khalik telah terkumandang walau tak sampai di daratan Segara Anakan. Jadi kangen suara Adzan dari musholla-musholla desa. Tapi sebelum melaksanakan sholat dhuhur, rujak an dulu cuy, alhamdulillah tadi dapat rujak manis dari tetangga sebelah yang sudah pulang.
Semua sudah siap dengan posisi masing-masing, tinggal satu yang belum. Mecka. Hahahah dia kebingungan nyari celana pendek yang sengaja dia lepas sewaktu bermain di tengah-tengah segara tadi. Salah sendiri pake acara di lepas segala, jadi nggak salah kalo di umpetin. Saknone reg.Wes ayo di tinggal, ben kademen nang kono reg” . lama-lama kasihan juga, dari tadi di bohonin kalau celananya ikut arus air. Wah, kali ini Bendot jadi penyelamatmu Meck, kamu nggak jadi pakai kaos buat nutupin tititt kamu sambil merambat di pinggir karang. “Bendot iki nggarai gak seru e”.
Rujak manis kembali tereksekusi habis di atas benner, hahahha, kebayang nggak gimana rasanya rujak an di atas benner.
Ayoo sholat jama’ah dulu kawan, sementara kegiatan lainnya di pending dulu.
Seusai sholat jama’ah Dzuhur kaum hawa menyiapkan makan siang, sementara kaum adam ada yang leyeh-leyah penak tenan, tapi ada juga yang ruajin bantu masak, Mas Petrus. Sementara Bendot masih asyik main air di tengah-tengah segara Anakan. “ Nek gak sampek sore aku yo gak puas rek !!” celoteh Bendot.
Aye ye ye, makan siang sudah siap, byyuuuhh akas e reg neg tau waktunya makan.
“ Aku masuk angin” keluh Bendot. Halaahhh salah siapa coba ?? katannya nggak puas kalo nggak sampe sore, ehhh baru dzuhur aja sudah masuk angin, sono makan siang dulu, dijamin langsung sembuh nih kamu kebagian SATU BASKOM, di habisin ya...
Sore menjelang, pengunjung berdatangan bersama rombongan masing-masing, ada yang dengan pacar, saudara pun keluarga. Wwuuuiihhhh ternyata sempu kalau sore rame juga ya. Air di segara Anakan pun juga surut. Jadi kita bisa bermain bebas di tengah-tengah segara tanpa rasa takut tenggelam. Wuuuiiiihhh semua biota laut pun dapat kita sentuh langsung tanpa harus menyelam dan menggunakan peralatan khusus. Baru kali ini saya menyentuh biota laut yang menyebabkan warna air menjadi hijau dan merah. Yah Alga. Byyuuhh ternyata tidak hanya bisa menikmati liburan, juga bisa belajar langsung dari alam.
Sambil belajar, akupun juga mencari sisa-sisa kerang yang telah mati (cangkangnya). Lumayan buat pernak-pernik.
Kalau udah yang namanya bermain di air itu pasti lupa waktu. Nggak terasa waktu ashar sudah merangkak dari tadi, sholat dulu ye.
Seusai sholat berjama’ah, saatnya menikmati sunset di ujung bukit karang, menikmati pemandangan pulau sempu yang sangat eman kalau di tinggalkan begitu saja.
Wuuuiiihhhh sejauh mata memandang ndak ada yang harus dilewatkan. Keren cuuyyy sempu kalau di lihat dari atas. Anginnya juga bergerak bebas, menambah kesejukan di sore hari. Tapi tetep hati-hati, jaga diri sendiri.
Bermain di segara sudah, nyari kerang juga sudah, menikmati sunset di puncak karang juga suddddaaahhh. Turun yukk, waktu hampir maghrib. Sholat dulu, malam ini juga bakalan ada moment yang sangat rugi kalau di lewatkan. Mau tahu, yyuuukkk mari ikuti kisah selanjutnya.
Sholat maghrib sudah, makan malam lagi di siapkan. Tinggal beberapa menit lagi pasti tereksekusi habis. Setelah itu, MENIKMATI PESONA PULAU SEMPU DI MALAM NISFU SYA’BAN (jelase padhang bulan sist).
Setelah menikmati makan malam seadanya, masing-masing dari kami melakukan aktivitas sesuka hati. Menikmati musik di pinggir segara, cari ikan, main air, foto-foto, ngopi. Free activities pokoknya.
Biar tambah seru dan lama menikmati suasana, sholat isya dulu ya.
Alhamdulillahirabbil’alamin, akhirnya kewajiban sudah tuntas. Kayu bakar siap di lahap oleh api-api yang lapar. Kami semua mengelilingi api unggun menghangatkan diri sambil bernyayi sesuka hati.
Weeeeeee,,, bener kan, PADHANG BULAN. Aye ye ye, akhirnya mimpiku selama bertahun-tahun, menikmati padhang bulan di iringi gemericik ombak laut bersama teman-teman. Wes keturutan coooyyy.
Nggak terasa ternyata sang kala telah menunjukkan pukul  23.30. waktunya berangkat ke dream island.
Semua tidur di luar, tak terkecuali saya. Sarung tangan ok, jaket ok, kaos kaki ok, kerudung ok, celana panjang pasti. Siiipp. Otw cooyy.
Bismikallahumma ahya wabismiika wa’amuut.
Saking padhangnya bulan di nisfu sya’ban, akupun sering terbangun, tak kira sudah kelewat shubuh, eh ternyata masih tengah malam cuuyy, anginnya juga kenceng banget. Berrrrrrrr, tidur lagi ya, tapi semoga ndag sampai sang fajar mendahului... bersambung ( Nia)

Post a Comment

0 Comments