Sempu Oh Sempu (3) - Sayounara SEMPU, I will always miss you


Pukul 05.00 akhirnya sampai juga di pelabuhan akhir, yuk sholat shubuh dulu. Hari ini harus nggak boleh malas-malasan. Soalnya harus prepare sarapan dan prepare pulang. Yah,,,sebenarnya pengen lama-lama disini, tapi AIR TAWARNYA HABIS CIN, waduh,,jadi terpaksa menanak nasinya pakai air segoro deh, “Sego gurih'an rek, nisfu sya’ban” kata mas petrus yang lagi menanak nasi.
Sarapan sudah matang. “lho kok segone asin?!”... ga usah koment,, itu masaknya pakai air segara langsung (kan sudah dibilang sego gurih'an),, nggak pernah nyoba n kebayang kan ??? kapan dan di mana lagi kalau nggak di pulau sempu!! ckckck
Setelah sarapan pagi, kegiatan selanjutnya adalah prepare and packing. Ayo semangatttt, tapi kayaknya masih pengen berlama-lama di sini. Tapi, sepertinya aku juga harus segera defekasi ini. Haduh, paling nggak bisa kalau di tempat kayak gini harus defekasi. Jadi tujuan pertamaku nanti sesampai di daratan yang berpenghuni dan berfasilitas adalah ,,,tettt terettt tettteettt,, “ TOILET”
Sayounara SEMPU..... I will always miss you...
Ok. Siap say good bye to SEMPU. Kontak pertama yang wajib di hubungi adalah Muhajirin. Dapet sinyal, langsung calling. Setelah memastikan beliau siap menjemput kami, semua awak abukuser langsung tenang dan plong!
Semua bebas mengambil track jalan pulang masing-masing. Asalkan minimal 3 orang. Dan aku memilih pulang lebih dulu dengan Mas Zaki, Mas Eko, Aldi, dan Mecka. Sementara yang lainnya menyusul di belakang.
Yeeeee yeyeyeyeye....Sekitar dua jam kurang groupku telah sampai daratan sendang biru tanpa halangan apapun. Lha sementara yang lainnya kok lama sekali ye,, ada apakah gerangan ????
“Weeeeyyy, Mas Dicky, calon kopasis semaput reg !” terdengar suara di kejauhan dalam pesawat teleponnya Mas Zaki.
Waduuhhh,, gimana ini, perahu yang di tumpangi sudah membawa penumpang lainnya duluan buat nyebrang sendang biru, Muhajirin juga nggak bales smsnya lagi. Haduh halangan baru ini. Byyuuh byyuhhh sekitar satu jam menunggu. Lama cin....
Akhirnya yang di tunggu sampai juga. “Mosok calon kopasus semaput reg, ndi yel yel e sing GAK PEGEL BLAS REMEK”. Hehehehhehe. Satu permasalahan clear, tinggal nunggu perahu yang jemput dan balasan sms dari Muhajirin.
Sekitar setengah jam menunggu perahu akhirnya datang juga, perutku harus bisa di ajak kompromi ini, hanya 15 menit ya perut, sabar dikit.
Akhirnya sampai juga di daratan seberang pulau sempu. Ayo di serbuuuu toilet e !!!!!!!
Akhirnya,, seakan free fly away. Luebay,,,, habis ini ADH tinggi banget gara-gara minum kopi sama teh,, tiga hari juga uda terkumpul di saluran pengumpul.
Bersih diri, gosok gigi, cuci muka sepertinya menjadi ritual yang wajib di jalani. Aku mah gosok gigi aja, sudah cukup. Hehehehehhehe.
Wah, ini masalah tinggal satu lagi, dari tadi Muhajirin nggak bales smsnya. Dan disini juga ada pak sopir angkutan yang siap membawa kita ke terminal. Tapi tawar menawar dulu ya. Cari ongkos yang cocok dulu, barangkali Muhajirin juga lagi otw. Nyambi makan siang yukkk,, mariii.
Dari pada galau nunggu Muhajirin, nih harga kendaraan juga sudah cocok, tariiikkk mang.
Sekitar pukul 12.00 kami meninggalkan daratan sendang biru. On the way Landung Sari sambil berdesak-desakan di mobil angkutan. Sumpah! baru dua kali ini aku naik mobil angkutan, bukannya sombong, tapi beneran, aku mah kalau mau kemanapun itu naik motor.
New experiences.
Pukul 15.00 kami akhirnya sampai di terminal Landung Sari setelah turun kendaraan dua kali, karena ganti angkutan.  Ditengah perjalanan tadi sewaktu ganti angkutan, hampir saja Mbak Dani dan Mbak Lala di copet. Beruntung, Allah masih sayang kepada kami. Terima Kasih Ya Allah.
Ketika sudah sampai di terminal landung sari, kita langsung menunaikan sholat Dhuhur dan Asyar (jama’). Setelah itu langsung mencari tumpangan bus untuk pulang, biar nggak upacara lagi cuuyyy (berdiri).
Tempat duduk sudah dapat, siipppp. On the way pulang
Di tengah perjalanan aku tak berkutik sedikitpun, tidur nyenyak cuy.
So, It's me.... Nia
Eeiiitttssss namanya saja nggak kebal mabuk darat, mau dipaksa bagaimanapun, kalau jalannya berliku-liku, tetep mual-mual. Tapi kali ini hampir seluruh penumpang bus mual. Jalan yang harus dilintasi memang membuat perut seperti di kocok-kocok.
Pukul 18.15 yeeeee,, akhirnya kita sampai di Jombang, tepetnya di Tebuireng. Kami segera menunaikan sholat maghrib dan sebagian lainnya menunggu jemputan ke tanah air tercinta. Desa Gondek.
Sambil nunggu jemputan, ada yang ngopi, sholat dll. Dan akhirnya setelah menunggu sekitar 30 menit, jemputan datang. Saatnya pulang ke habitat asal. Planning kali ini nggak muluk-muluk. Sampai rumah, mandi, makan, tiduuuurrrrrrrr. Dan bye bye. End (Nia)

Post a Comment

0 Comments